Kesepian merupakan sebuah hal yang begitu menyedihkan dan membuat banyak orang menjadi depresi. Rasa sepi dan tidak ada tempat mencurahkan perasaan membuat kita memendam perasaan tersebut. Namun tahukah anda jika kesepian yang begitu akut beresiko menyebabkan masalah kesehatan yang serius? Penelitian terbaru menyebutkan jika efek kesepian memiliki resiko yang sama besarnya dengan obesitas.
Kesepian sendiri kini menjadi sebuah epidemik yang tidka terlihat yang banyak menjangkiti warga atau masyarakat Amerika, bahkan hingga 60 juta orang. John Cacioppo yang merupakan seorang ilmuwan neuro-social University of Chicago mengatakan jika efek yang ditimbulkan dari penolakan, isolasi sosial, atau lebih jauh lagi kesepian itu setara dan sama nyata layaknya rasa lapar atau haus. Tentunya dengan demikian kita bisa menyimpulkan, semakin kesepian kita, maka sama rasanya seperti kita sedang merasa lapar dan haus, amat sangat.
Kesepian sendiri memang berefek besar terhadap kesehatan dari seorang manusia. Sebagai makhluk sosial, tentunya manusia sebenarnya tidak tahan akan rasa kesepian yang dialaminya. Pada faktnya, otak manusia memiliki reaksi terhadap perasaan kesepian yang dirasakannya. Lebih jauh dari itu, efek buruk terkait dengan masalah kesehatan akan mulai bermunculan dan berdatangan.
Ketika sedang merasa kesepian, secara alamiah tubuh kita akan memproduksi hormon kortisol yang lebih banyak dari biasanya. Hormon kortisol ini diproduksi sebagai bentuk kewaspadaan pada manusia. Ketika sedang merasa kesepaian, manusia akan memiliki perasaan waspada terhadap hari yang penuh dengan tekanan. Dengan produksi hormon kortisol yang berlebih, apalagi di malam hari, hal tersebut akan membuat kita seringkali terbangun ketika sedang tidur. Tentunya hal tersebut bukanlah sebuah hal yang baik untuk tubuh. Apalagi di momen tersebut kita sangat membutuhkan waktu istirahat yang cukup setelah tekanan di siang harinya.
Di saat yang sama ketika hormon kortisol diproduksi berlebih dahi biasanya, di saat itu juga produksi dopamine, yakni neurotransmitter turut meningkat. Peningkat hormon teresbut yang dipengaruhi oleh isolasi sosial bisa menimbulkan dan mendorong perilaku-perilaku impulsif dari orang tersebut. Dari kombinasi kedua hal tersebut, maka kecenderungan untuk datangnya penyakit seperti peradangan, penyakit hati atupun gangguan pembuluh darah bisa terjadi. Bahkan kesepian diketahi mampu meningkatkan resiko kematian hingga 45% dari normal.
Kesepian sebenarnya merupakan hal yang lumrah terjadi dan setiap orang pasti pernah merasakannya. Meskipun dmeikian, tetap ada tingkatan yang membedakan antara mereka yang merasakan kesepian situasional dan yang mengalaminya secara kronis. Namun tetap perlu disikapi dan diwaspadai karena kesepian yang situasional bisa berubah menjadi kronis dan berbahaya.
Perlu juga digarisbawahi jika kesepian tidaklah sama dengan sendiri. Mungkin secara kasat mata ada beberapa orang yang secara sosial mereka banyak memiliki teman. Secara lingkungn mungkin ia dikenal sebagai seorang yang memiliki kehidupan sosial yang normal atau bahkan baik, namun di dlam dirinya ia justru merasakan kesepian. Perasaan kesepian yang dirasakan oleh seseorang ini adalah lebih karena ia kurang atau tidak memiliki interaksi intim dengan orang lain. Maksudnya interaksi intim adalah perasaan benar-benar terhubung dan memiliki keterikatan dengan orang lain yang membuatnya merasa tidak sepi.
Bagiamana? Apakah anda tengah merasakan kesepian? Mungkin mulai sekarang anda bisa mulai pergi keluar dan mencari teman. Untuk memulainya anda bisa berbagi terlebih dahulu artikel fakta mengenai kesepian ini menggunakan laman media sosial anda masing-masing. Dengan begitu anda bisa berbagi dengan orang lain dan teman anda yang baru di sana. Mari mulai berbagi.